History: 3 Kasus Genosida Paling Mengerikan Dalam Sejarah
Menurut kamus Wikipedia, Genosida berarti sebuah pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap satu suku bangsa atau kelompok dengan maksud memusnahkan bangsa tersebut. Sedangkan dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Genosida diartikan sebagai pembunuhan besar-besaran secara berencana terhadap suatu bangsa atau ras. Jadi intinya, Genosida adalah suatu kejahatan kemanusiaan yang berupaya memusnahkan suatu kelompok tertentu dengan cara pembantaian dalam skala besar. Kasus Genosida sendiri bukanlah sebuah kasus yang baru. Bahkan pada tahun 1572 diperkirakan genosida telah terjadi di Prancis yang dipicu oleh perang terhadap dua agama mayoritas di Paris, yakni Kristen Protestan dan Katolik Roma. Pembantaian yang terjadi selama dua hari itu diduga didalangi oleh ibu dari Raja Charles IX, Catherine de 'Medici.
Berkaca dari sejarah memilukan di Prancis tersebut, semestinya kasus genosida tidak kembali terjadi mengingat betapa menyedihkannya dan mengerikannya peristiwa tersebut. Namun demikian, faktanya di tahun-tahun kedepannya kasus genosida malah marak terjadi bak mengulang sejarah. Berikut IMO sajikan tiga kasus genosida paling mengerikan dalam sejarah umat manusia.
1. Holokaus Nazi
Jika berbicara mengenai Perang Dunia II, yang paling pertama diingat pastilah nama Adolf Hitler, ketua partai Nazi yang ambisius pada masa itu. Adolf Hitler sangat terkenal akan kebenciannya terhadap orang Yahudi karena pandangannya bahwa kaum Yahudi adalah musuh besar bangsa Jerman. Padahal dalam salah satu buku biografi Hitler yang pernah penulis baca (penulis lupa judulnya), saat Hitler masih muda ia pernah diselamatkan oleh seorang pria Yahudi. Namun hal tersebut tidak menyurutkan kebencian Hitler terhadap kaum Yahudi. Hingga akhirnya pada tahun 1942 Hitler menjalankan rencananya untuk memusnahkan kaum Yahudi. Dua pertiga dari jumlah total kaum Yahudi yang tinggal di Eropa pada saat itu dibantai olehnya. Sekitar satu juta anak-anak Yahudi, dua juta wanita Yahudi, dan tiga juta pria Yahudi tewas dalam kejadian berdarah tersebut.Antara 1939 dan 1945, Schutzstaffel (SS), dibantu pemerintah Kolaborasi dengan Kekuatan Poros pada Perang Dunia IIkolaborasionis
dan rekrutan dari negara-negara dudukan, bertanggung jawab atas
kematian 11 hingga 14 juta orang, termasuk 6 juta kaum Yahudi yang
mewakili dua per tiga populasi Yahudi di Eropa, serta antara 500.000 dan 1.500.000 etnis Roma. Kematian terjadi di kamp konsentrasi dan kamp pemusnahan, ghetto, dan eksekusi massal. Banyak korban Holocaust digas sampai mati, sementara lainnya meninggal karena kelaparan atau penyakit saat bekerja sebagai buruh paksa. Kebijakan Hitler juga mengakibatkan pembunuhan bangsa Polandia dan tahanan perang Soviet, kaum komunis dan pesaing politik lain, homoseksual, orang yang cacat fisik dan mental,
dan anggota serikat dagang. Hitler tidak pernah mengunjungi kamp
konsentrasi dan membicarakan pembunuhan tersebut di hadapan publik.
2. Khmer Merah di Kamboja
Pol Pot yang merupakan pendiri rezim Khmer Merah, pada tahun 1975 memproklamirkan Kamboja sebagai negara baru. Dia menyebut tahun 1975 sebagai "Year Zero" dimana segalanya akan dibangun ulang dari nol. Namun siapa sangka hal tersebut merupakan sebuah akar dari peristiwa genosida berdarah di Kamboja. Rezim Khmer Merah ini diperkirakan telah membantai sekitar dua juta orang kamboja. Kebanyakan dari mereka adalah loyalis dari rezim sebelumnya, aktivis, hingga sanak keluarga mereka. Para tahanan awalnya diambil gambarnya, ditelanjangi untuk diperiksa, lalu dimasukkan ke dalam sel. Mereka lalu dirantai dengan rantai besi yang menempel pada tembok, diberi makan empat sendok nasi dan sup dua kali sehari. Mereka tidak diperbolehkan berbicara satu sama lain, dan setiap pagi mereka ditelanjangi untuk diperiksa. Mereka juga disiksa dengan cara disetrum, bahkan organ dalam mereka diambil tanpa anestetik, sampai dikuliti hidup-hidup. Dari sekitar 17.000 tahanan, hanya 7 orang yang selamat.
3. G30S/PKI
Tepat 52 tahun yang lalu, tanggal 30 September 1965 terjadi peristiwa ketika tujuh perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha kudeta. Soeharto kemudian menuduh PKI sebagai dalang atas peristiwa tersebut sehingga para pengawal istana yang loyal kepada PKI yang saat itu dipimpin oleh Letkol Untung kemudian dipersalahkan atas kejadian tersebut. Pembantaian terhadap anggota, pendukung, simpatisan, sampai orang-orang yang dituduh memiliki hubungan dengan PKI dimulai pada Oktober 1965 di Jawa Tengah, lalu menyebar ke Jawa Timur pada bulan November, lalu Bali pada bulan Desember. Di akhir 1965 sekitar satu juta anggota dan pendukung PKI telah menjadi korban dan ratusan ribu lainnya dipenjarakan ke kamp-kamp konsetrasi tanpa adanya perlawanan sama sekali. Di Bali yang dianggap sebagai sarang PKI pada waktu itu, di awal 1966 paling sedikit sekitar 35.000 orang telah menjadi korban pembantaian. Sebagian besar sejarawan sepakat bahwa setidaknya sekitar setengah juta orang telah dibantai dalam peristiwa sejarah berdarah ini, namun total pasti dari jumlah korban tidak diketahui. Pembunuhannya sendiri dilakukan dengan berbagai cara seperti dipenggal, dicekik, ditembak, dan digorok.
Menurut penulis sendiri, peristiwa genosida sangat disayangkan apalagi bila orang-orang tak bersalah sampai ikut menjadi korban. Jangan sampai kebencian, perbedaan pandangan, dan tuduhan yang belum terbukti kebenarannya menjadi alasan ribuan bahkan jutaan nyawa melayang. Menurut penulis, disinilah Pancasila sila kedua "Kemanusiaan yang adil dan beradab" dan sila keempat "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan" berperan penting demi menghindarkan diri dari aksi genosida. Dengan memupuk rasa toleransi dan bermusyawarah dalam mencapai mufakat, penulis rasa genosida tidak perlu sampai terjadi.
Sumber: Google, Wikipedia, Karnadilim.com
Comments
Post a Comment